P A P E R
ANALISIS
MODEL PEMBELAJARAN
DAN
ANALISIS MODEL PILIHAN SERTA
IMPLIKASINYA TERHADAP RANCANGAN PEMBELAJARAN
Dosen
Pembina :
Dr.
Jasrial, M.Pd
Oleh
:
FINA NOVTANIA
1303868 / 2013
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pembelajaran
bagian dari pendidikan, yang merupakan pilar penting dalam tubuh ketahanan
nasional, menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kemudian diperhatikan oleh
semua kalangan, terlebih bagi orang-orang yang bergelut didalam dunia
pendidikan. Pendidikan yang baik menjadi sebuah tolok ukur terhadap kualitas
hidup manusia dijamannya.
Pendidikan
pada dasarnya terbagi dalam tiga jalur yaitu pendidikan formal (formaly
education), pendidikan informal (informaly education) dan pendidikan non formal
(unformaly education. Selain itu pendidikan dibagi kedalam beberapa jenjang,
diantaranya ada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar (SD, MI),
pendidikan menengah (SMP, Mts), pendidikan menengah atas (SMA), dan pendidikan
tinggi (perguruan tinggi, akademik, dll) Ketiga jalur dan jenjang diatas akan
berjalan baik, apabila pembelajaran yang dilaksanakannya berlangsung baik, dan
pembelajaran akan berjalan baik apabila seluruh komponen pembelajaranya di
rancang (di desain) dengan baik pula.
Desain
Pembelajaran adalah disiplin yang berhubungan dengan pemahaman dan perbaikan
satu aspek dalam pendidikan yaitu proses pembelajaran. Tujuan kegiatan membuat
desain pembelajaran adalah menciptakan sarana yang optimal untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Sehingga disiplin desain pembelajaran
terutama berkenaan dengan perumusan metode-metode pembelajaran yang
menghasilkan perubahan yang diinginkan dalam pengetahuan dan keterampilan siswa/mahasiswa.
John Dewey (1900) menyatakan bahwa pendidikan memerlukan “linking science”
antara teori belajar dan praksis pendidikan. Desain pembelajaran dianggap
sebagai penghubung antara keduanya karena desain pembelajaran adalah
pengetahuan yang merumuskan tindakan pembelajaran untuk mencapai outcome
pembelajaran.
Desain
pembelajaran juga merupakan suatu sistem pembelajaran yang berfungsi sebagai
acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. “ Instructional desain process it is the syntematic development of
instructional specifications using learning and instruction theory to unsure
the quality of instruction (seels,B & Glasgow Z. 1990:4)”, salah satu
syarat yang harus diperhatikan dalam pengembangkan desain pembelajaran adalah
prinsip-prinsip kurikulum dan kondisi pembelajaran.
Ada
beberapa komponen utama yang harus diperhatikan dalam mendisain suatu
pembelajaran, diantaranya : (1) Apa tujuan (objective)
yang ingin dicapai?, (2) siapa audiens (learners)
yang menjadi sasaran?, (3) Materi (subject
content) apa yang akan diajar?, (4) Metode dan media apa yang paling tepat
untuk mencapai tujuan?,(5) Bagaimana pencapaian tujuan tersebut diukur atau
dievaluasi?
Gambar 1. Komponen
Utama Desain Pembelajaran
Selanjutnya
Suparman (2001) mengatakan bahwa penggunaan pendekatan sistem dalam
pengembangan pembelajaran menghasilkan berbagai model pembelajaran,
diantaranya adalah SAFE Model, Michigan
State University Instruktional System Development Model, MINERVA Model,
Teaching Research System Model, Banathy Model, Model Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI), Model Dick and Carey, Model Pengembangan
Instruksional (MPI). Sedangkan Sudjana dan Ahmad (1997) menambahkan Model
Gerlach dan Ely, Model IDI dan Model
Jerold E. Kemp.
Berikut ini kita akan mencoba menganalisis salah satu
model pengembangan pembelajaran di atas yaitu Model
PPSI, dengan menggunakan teknik
analisis pengembangan model pembelajaran yang dikemukakan oleh Suparman (2001)
yang terdidiri dari aspek Perumusan tujuan, Pengembangan alat
evaluasi, Kegiatan
Belajar, Pengembangan
program kegiatan,Pelaksanaan
pengembangan.
B. TUJUAN
Adapun
tujuan dari kegiatan analisis ini adalah untuk menemukan kekuatan dan kelemahan
dari model desain pembelajaran PPSI serta berusaha memodifikasinya menjadi sebuah
model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien versi penulis, serta mencoba
untuk mengaplikasikannya terhadap suatu pokok bahasan pada bidang studi
tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL DESAIN
PEMBELAJARAN PPSI
Model
PPSI ini muncul dilatarbelakangi oleh
paradigma bahwa pendidikan merupakan suatu proses, maka diasumsikan bahwa
pembelajaran menggunakan pendekatan sistem, dalam hal ini guru baru sebatas
menyalurkan wawasan, belum bertanggung jawab secara profesional, adapun
latarbelakang lain adalah tuntutan dari kurikulum 1975 yang berorientasi pada
tujuan, relevansi, efisiensi, efektivitas dan kontinuitas.
PPSI
merupakan singkatan dari prosedur pengembangan sistem instructional. Istilah
sistem instructional mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan
sistem dimana pembelajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang
terdiri dari seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama satu
sama lain secara fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Adapun fungsi dari PPSI ini adalah mengefeftifkan perencanan dan
pelaksanaan program pengajaran secara sistemik dan sistematis, yang menjadi
pedoman bagi pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Dengan
demikian PPSI adalah suatu langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untuk mencapai tujuan yang
diharapkan secara efektif dan efisien (Harjanti,2008:75). Model pengembangan
pembelajaran PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, Yaitu:
1. Perumusan tujuan/kompetensi
Merumuskan tujuan/kompetensi
beserta indicator ketercapaiannya yang harus memenuhi
4 kriteria sebagai berikut:
a. Menggunakan istilah yang
operasional
b. Berbentuk hasil belajar
c. Berbentuk tingkah laku
d. Hanya satu jenis tingkah laku
2. Pengembangan alat penilaian
a. Menentukan jenis tes/intrumen
yang akan digunakan untuk menilai
tercapai tidaknya
tujuan
b. Merencanakan pertanyaan (item)
untuk menilai masing-masing tujuan
3. Kegiatan belajar
a. Merumuskan semua kemungkinan
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
b. Menetapkan kegiatan belajar
yang tak perlu ditempuh
c. Menetapkan kegiatan yang akan
ditempuh
4. Pengembangan program kegiatan
a. Merumuskan materi pelajaran
b. Menetapkan model yang dipakai
c. Alat pelajaran/buku yang
dipakai
d. Menyusun jadwal
5. Pelaksanaan
Pengembangan
a. Mengadakan pretest
b. Menyampaikan materi pelajaran
c. Mengadakan posttest
d. Perbaikan
Gambar. Model Desain
Pembelajaran PPSI
B. Analisis Model Desain
Pembelajaran PPSI
Dari
lima langkah pokok yang dikemukakan PPSI dalam mendisain suatu desain
pembelajaran dapat kita lihat bahwa ada empat kriteria yang digunakan dalam
merumuskan tujuan atau indikator dalam pembelajaran, diantaranya : menggunakan istilah yang operasional. tujuan
pembelajaran (TIU) adalah kemampuan akhir yang akan dicapai setelah peserta
didik menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran/ mata pelajaran. Seharusnya
tujuan pembelajaran ini perlu ditunjang dengan kemampuan atau prilaku khusus
yang disebut dengan tujuan istructional khusus (TIK). Syarat-syarat dalam
menetapkan tujuan pembelajaran adalah tujuan tersebut harus berupa rumusan standar
kompetensi (general objective, goals) yang akan dicapai, tujuan pembelajaran
tersebut harus bersifat operasional dan dapat diukur. Kriteria yang lain yakni
berbentuk hasil belajar dan berbentuk tingkah laku dan hanya satu jenis tingkah
laku sudah sesuai dengan ketentuan dalam
menetapkan tujuan pembelajara, hanya saja dalam perumusan tujuan PPSI ini didak
menjabarkan apakah tujuan pembelajaran itu akan dapat memberikan pengalaman
belajar kepada siswa.
Langkah yang ke dua adalah
menetapkan pengembangan alat penilaian, yang terdiri dari dua kriteria yakni
merumuskan materi Menentukan jenis tes/intrumen yang akan digunakan untuk
menilai tercapai tidaknya
tujuan, Merencanakan
pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan. Seharusnya kegiatan ini dilakukan setelah kita menetapkan
materi/content yang akan kita berikan kepada siswa, dari conten tesebut barulah
kita bisa menetapkan jenis tes atau istrumen apa yang akan kita gunakan untuk
mengukur ketepatan materi dan pencapaian tujuan.
Tahap
yang ketiga adalah merencanakan kegiatan belajar, ada tiga langkah yang
dilakukan pada tahap ini yakni : merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menetapkan kegiatan yang tak perlu
ditempuh dan menetapkan kegiatan yang akan ditempuh. Menurut penulis dalam
melaksanakan perencanaan mengenai kegiatan belajar ini menetapkan kegiatan yang
tak perlu ditempuh dan kegiatan yang akan ditempuh tidak perlu dicantumkan
karna sugah tergambarkan pada langkah yang pertama.
Tahap
yang keempat adalah pengembangan program
kegiatan, ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan dalam tahap ini,
diantaranya : Merumuskan materi pelajaran, menetapkan model yang akan dipakai,
alat/pelajaran yang akan dipakai dan menyusun jadwal. Menurut penulis
menetapkan model yang akan dipakai diganti dengan strategi pembelajaran,
kemudian alat pelajaran yang dipakai diganti dengan merumuskan media dan sumber
belajar yang akan digunakan dan menyusun alokasi waktu pembelajaran.
Tahap
yang terkhir adalah melaksanakan pengembangan, langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam tahap ini adalah : mengadakan tes awal, menyampaikan materi
pelajaran, mengadakan posttes dan perbaikan.
Tahap-tahap
yang dikemukakan PPSI dalam mendisain suatu pembelajaran dirasa cukup ribet dan
lebih mementingkan perencanaan pembelajaran bukan pelaksanaan pembelajaran, hal
ini dapat dilihat dari tahap 1 sampai tahap 4 merupakan perencanaan sedangkan
pelaksanaan pembelajaaran di letakan pada tahap kelima yaitu tahap
pengembangan. Secara umum kelebihan dari model PPSI ini adalah (a) lebih tepat digunakan sebagai
dasar untuk mengembangkan perangkat pembelajaran bukan untuk mengembangkan
sistem pembelajaran, (b) uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis, (c)
dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum dilakukan uji
coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan revisi berdasarkan
penilaian, saran dan masukan para ahli. Sedangkan kelemahan dari model
PPSI ini adalah ada beberapa kegiatan yang bisa disatukan sehingga lebih mudah
dilaksanakan guru dalam kelas.
Beranjak
dari analisis diatas, penulis ingin mengajukan
sebuah model desain pembelajaran yang disebut dengan model PILIHAN, mengapa
dinamakan demikian,karna model ini lebih ringkas, jelas dan lebih dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran di dalam kelas.
C.
Rumusan
dan Aplikasi model pilihan
Berkaca dari
kelebihan dan kelemahan dari model disain pembelajaran yang dikemukakan PPSI,
maka penulis berusaha mengemukakan sebuah model disain pembelajaran yang lebih
ringkas tetapi jelas dan lebih dapat dilaksanakan di dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan ketentuan dalam memodifikasi model desain pembelajaran yakni : (a) Memperjelas urutan
kegiatan yang semula tidak jelas urutannya, (b) Mengganti istilah yang
memiliki jangkauan lebih luas dan biasa digunakan oleh guru di lapangan, (c)
Menambahkan kegiatan yang dianggap perlu dalam pengembangan perangkat
pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan dilakukan, (d) Mengurangi tahap
atau kegiatan yang dianggap tidak perlu.
1.
Rumusan
model “pilihan”
Model pilihan oleh (ADLIA ALFI RIANI) yaitu :
a.
Langkah
pertama yaitu melakukan identifikasi kebutuhan mata kuliah dan menentukan
Tujuan Instruksional Umum (TIU).
b.
Langkah
kedua adalah mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal mahasiswa guna
mengetahui latar belakang pengetahuan dan tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum
mengikuti perkuliahan sehingga memungkinkan mereka dapat mengikuti perkuliahan
dengan baik dan dengan itu dosen dapat memilih strategi dan metode perkuliahan
yang akan digunakan.
c.
Langkah
ketiga adalah merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang spesifik
,operasional dan terukur ,memuat apa yang harus dikerjakan dan apa ukuran
keberhasilan mahasiswa dalam perkuliahan. Dan disamping itu TIK juga menjadi
acuan dalam menyusun materi serta evaluasi yang cocok dengan TIK yang harus
dicapai oleh mahasiswa setelah perkuliahan berakhir.
d.
Langkah
keempat adalah menentukan isi atau materi perkuliahan yang sesuai dengan TIK
yang telah dirumuskan.
e.
Langkah
kelima adalah menentukan kegiatan belajar,waktu dan strategi perkuliahan,
media, alat dan sumber belajar yang sesuai dengan TIK dengan efektif dan
efisien.
f.
Langkah
keenam adalah melakukan evaluasi untuk mengontrol dan mengetahui keberhasilah
program perkuliahan yang sudah dilaksanakan secara menyeluruh.
g.
Langkah
ketujuh adalah menganalisis umpan balik untuk melakukan perbaikan (apakah
program berhasil/tidak,kenapa berhasil/kenapa tidak berhasil,dan apa yang harus
diperbaiki/revisi untuk perkuliahan yang akan datang).
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah
pada model pembelajaran ”pilihan ”ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :
2.
Aplikasi
Model Pilihan ke dalam Rancangan Pembelajaran
Mata Kuliah : Evaluasi Hasil Belajar.
Waktu : 1 x Pert. (2x50
menit)
Pertemuan Ke : 1 (satu)
Satuan Pendd. : STKIP
Gunung Panggilun Padang
I.
Identifikasi Kebutuhan Mata Kuliah .
Mata kuliah ini
berguna bagi mahasiswa agar dapat memahami evaluasi pendidikan secara umum dan
evalasi pendidikan secara khusus ,oleh karena itu mata kuliah ini dapat
dijadikan panduan bagi mahasiswa dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar
beserta tekhnik dan cara-cara pelaksanaannya secara baik. Mata kuliah ini
berguna bagu mahasiswa terutama mahasiswa calon pendidik/guru yang mampu
melaksanakan evaluasi belajar khususnya murid Sekolah Dasar.
II.
Identifikasi Karateristik dan Kemampuan Awal Mahasiswa.
Identifikasi
Karakteristik dan Kemampuan Awal Mahasiswa ini dilakukan dengan menyebarkan
daftar pertanyaan kepada mahasiswa di awal perkuliahan dan setelah itu
dilanjutkan dengan melakukan pre test terhadap materi perkuliahan. Hal ini
berguna bagi dosen untuk menentukan strategi dan metode perkuliahan yang akan digunakan
dalam menyampaikan perkuliahan berdasarkan kemampuan awal dan karakteristik
tersebut.
III. Merumuskan
Tujuan Instruksional Khusus (indikator).
a.
Mahasiswa
dapat menjelaskan pengertian evaluasi pendidikan.
b.Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan tujuan evaluasi
hasil belajar.
c.
Mahasiswa
dapat menyebutkan sabjek evaluasi pendidikan.
d.
Mahasiswa
dapat menjelaskan ruang lingkup evaluasi pendidikan.
e.
Mahasiswa
dapat menjelaskan konsep-konsep evaluasi pendidikan.
IV. Menentukan
isi dan materi perkuliahan .
a.
Pengertian
evaluasi pendidikan.
b.
Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pendidikan.
c. Objek, Subjek dan Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan.
V.
Menentukan kegiatan ,strategi,media,aalat dan sumber
belajar.
Tahap
|
Kegiatan Mengajar
|
Kegiatan Mahasiswa
|
Media/ Alat Pengajaran
|
Pendahuluan
|
1.
Perkenalan
2.
Memberikan materi (silabus) yang akan dipelajari.
3.
Menjelaskan TIU &TIK yang ingin dicapai dalam evaluasi hasil belajar
|
Memperhatikan
|
White board
Hand out
|
Penyajian
|
4.
Mengajak mahasiswa berdiskusi umum tentang apa saja yang diketahui
sehubungan dengan evaluasi hasil belajar.
5.
Menjelaskan pengertian evaluasi pendidikan.
6.
Meminta pendapat mahasiswa tentang fungsi dan tujuan evaluasi pendidikan.
7.
Memberikan pertanyaan pada mahasiswa tentang apa yang mereka ketahui
tentang objek, subjek dan ruang lingkup evaluasi pendidikan.
8.
Menjelaskan objek, subjek dan ruang lingkup evaluasi pendidikan.
|
Memberikan jawaban dan atau tanggapan.
Memperhatikan dan mencatat.
|
Whiteboard
|
Penutup
|
Menutup pertemuan dengan membuat kesimpulan
|
Memperhatikan dan mencatat
|
|
VI. Mengadakan
Evaluasi.
Evaluasi
dilaksanakan sewaktu proses belajar mengajar berlangsung (evaluasi proses) dengan mengadakan tanya jawab tentang: a)
kenapa evaluasi itu penting dilakukan di sekolah? b) apa fungsi dan tujuan
evalausi pendidikan?
Dan di akhir proses perkuliahan diadakan kuis yang harus
dijawab oleh setiap mahasiswa.
VII.
Menganalisis Umpan Balik.
Hasil evaluasi
dianalisis setelah selesainya proses perkuliahan dan dijadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan kegiatan, waktu, strategi dan metode dalam melaksanakan
perkuliahan berikutnya.